";

Bawaslu Riau Awasi Langsung Vertual Calon Perseorangan

  • Bawaslu Provinsi Riau, Pekanbaru – Bawaslu Provinsi Riau memonitoring kegiatan Panitia Pemungutan Suara (PPS) se-Kota Pekanbaru yang sedang melaksanakan verifikasi faktual (Vertual) dukungan tiga pasangan calon perseorangan Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang telah mendaftarkan ke KPU Kota pekanbaru beberapa waktu yang lalu. Tiga pasangan calon tersebut, yaitu pasangan Syahril - Said Zohrin, Ali Syahbana – Kender dan Herman Nazar - Devi Warman. 
     
    Bawaslu Provinsi Riau menugaskan tim monitoring untuk melihat langsung proses Vertual yang dilakukan PPS di Kota Pekanbaru. Tim monitoring yang ditugaskan, yaitu Darussalim memonitoring PPS di Kecamatan Tenayan Raya, Hendro Susanto di Kecamatan Sukajadi, Rois Habib di Kecamatan Payung Sekaki, dan Gustian Putradi AD di Kecamatan Rumbai Pesisir, Kamis, 1 September 2016.
     
    Monitoring pelaksanaan vertual calon persorangan bertujuan untuk memastikan PPS bekerja sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPU, dan memastikan setiap warga didatangi dan ditanyai langsung oleh PPS terkait dukungan warga terhadap para paslon perseorangan. Selain mengawasi PPS, Tim monitoring Bawaslu Provinsi Riau juga memastikan bahwa Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) se-Kota Pekanbaru bekerja mengawasi proses vertual oleh PPS di masing-masing Desa/Kelurahan.
     
    Hasil Pengawasan
     
    Staf sekretariat Bawaslu Provinsi Riau, Darussalim melihat langsung proses vertual calon perseorangan di Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru mengatakan, “saya turun langsung kelapangan di dampingi staf dari Panwas Kota Pekanbaru dan Panwascam Tenayan Raya mendapatkan beberapa catatan penting, sekitar 12 (dua belas) nama yang dilakukan verifikasi faktual yang dilakukan oleh PPS Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya. Sebagian besar dari mereka menyatakan tidak tahu dan tidak pernah memberikan dukungan KTP kepada salah satu bakal pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru bahkan mereka juga tidak kenal nama-nama Bakal Pasangan Walikota dan Wakil Walikota,” terangnya.
     
    Darus mengungkapkan, hampir keseluruhan warga yang didatangi merasa heran tentang asal-asul KTP yang digunakan sebagai syarat dukungan calon perseorangan, pasalnya banyak warga yang merasa tidak pernah memberikan dukungan, namun namanya tercantum di daftar dukungan.
     
    ”Untuk menuju kerumah-rumah warga yang namanya terdaftar di salah satu bakal Paslon perseorangan, jarak tempuh sangat jauh dan sulit, harus ditempuh dengan berjalan kaki, namun hal tersebut tidak melemahkan semangat kerja kami untuk melihat proses vertual agar berjalan sesuai prosedur,” ujar Darus.
     
     
    Hasil monitoring pelaksanaan vertual di Kecamatan Sukajadi, didapatkan keterangan, bahwa PPS se-Kecamatan Sukajadi telah melakukan vertual, dan rata-rata PPS sudah menyelesaikan proses vertual, sudah di tahap melakukan rekapitulasi untuk dikirim ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sukajadi.
     
    “Rata-rata PPS hampir menyelesaikan proses Vertual paslon perseorangan, tinggal satu kelurahan yang memang jumlah warga yang harus di verifikasi banyak, di Kelurahan Kampung Tengah,” terang Hendro Susanto yang melihat langsung proses Vertual oleh PPS Kelurahan Kampung Tengah.
     
    Hendro mendapatkan tugas untuk memonitoring proses vertual di Kecamatan Sukajadi mengungkapkan, rata-rata warga tidak tahu menahu sebab dukungan tercantum di daftar dukungan paslon, bahkan hampir menyeluruh di setiap kelurahan di Kecamatan Sukajadi merasa heran dengan kejadian ini.
     
    Pada saat vertual, Panwas Kecamatan Sukajadi juga melihat langsung pelaksanaan vertual, mereka yang hadir, Ketua Panwas Kecamatan Sukajadi, Jonwir Ali, dan anggota Ali Raja Nasution.
    “Kami terus memantau proses vertual, untuk hari ini, kami membagi tugas, dua anggota turun, saya dan Pak Raja Ali, sedangkan Pak Bahrun sedang di sekretariat untuk menggesa rekrutmen Pengawas Pemilu Lapangan (PPL),” terang Jonwir Ali.
     
     
    Sementara, Permasalahan yang terjadi di Kecamatan Payung Sekaki, warga menyatakan tidak mendukung, namun namanya tercantum dalam pendukung salah satu bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru juga terjadi di Kelurahan Labuh Baru Barat danTampan, Kecamatan Payung Sekaki.
     
    Ketua PPS Labuh Baru Barat, Drs. H.M. Nur Ali, MA mengungkapkan, “dari hasil verifikasi faktual di lapangan, kami menemukan permasalahan: (1) masyarakat yang namanya tercantum dalam pendukung ternyata tidak menyatakan dukungan, bahkan mereka bertanya kepada kami siapa yang mencatut namanya dalam dukungan ini. (2) pendukung ternyata sudah pindah (3) menjadi pendukung lebih dari satu calon,” terangnya.
     
    Waktu efektif pelaksanaan verifikasi faktual yang hanya sampai dengan tanggal 6 September 2016, PPS melakukan verifikasi sampai dengan malam hari, hal ini disampaikan Ketua PPS KelurahanTampan, Dewi Natalia menyatakan, “kami melakukan verifikasi sampai dengan malam hari, bahkan lebih efektif jika malam hari karena rata-rata masyarakat tidak berada di rumah jika sing hari,” tegasnya.
     
    Ketika ditanya apakah pada saat melakukan verifikasi faktual di lapangan, tim kampanye Bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru ada melakukan pendampingan untuk mempermudah proses verifikasi, Ketua PPS Kelurahan Labuh Baru Barat dan Tampan menjawab, “tidak ada, ketika mereka kita minta untuk mendampingi, jawabnya ya nanti kita damping, namun kenyataannya tidak ada,” terangnya.
     
    Hasil monitoring Vertual di Kecamatan Rumbai Pesisir, khusunya di kelurahan Limbungan, Asisten divisi Pencegahan dan Hubungan antar Lembaga, Gustian Putradi AD melihat langsung proses Vertual bersama anggota Panwas Kecamatan Rumbai Pesisir, Nanda, dan Staf Panwas Kota Pekanbaru, Irul.
     
    Gustian mengungkapkan, berdasarkan hasil monitoring Vertual yang dilakukan hingga 1 September 2016, dari 1.384 dukungan calon perseorangan yang ada di kelurahan tersebut, PPS baru memverifikasi sekitar 300 dukungan.
     
    Anggota PPS Limbungan, Risky saat ditanya kendala yang ditemukan dilapangan menjelaskan, masalah yang sering ditemukan, yaitu warga yang tidak berada di tempat karena sedang bekerja atau kepentingan lain. "Permasalahan lainnya, alamat rumah warga yang bersangkutan sulit ditemukan," terangnya.
     
    Hasil monitoring dituangkan dalam Form Model A, “kami yang turun melaksanakan monitoring verifikasi faktual telah membawa alat kerja berupa Form Model A hasil pengawasan, jadi kinerja hasil pengawasan dapat tercatat dengan baik, bentuk kegiatan, tujuannya apa, sasarannya siapa, waktu dan tempat semua dapat tercatat dengan baik”, jelas Gustian.
     
     
    Laporan Tim Supervisi dan Monitoring Vertual calon perseorangan di Kota Pekanbaru: Darussalim , Hendro Susanto, Rois Habib, dan Gustian Putradi AD
    Editor : Hendro Susanto
     



KEGIATAN TERKAIT LAINNYA :